728x90 AdSpace


  • Terbaru

    Kamis, 27 Juni 2013

    Cara dan Tahapan Rapat Redaksi Mading Sekolah

    Oleh: M. Ilham*

    ilustrasi [net]

    Pertama-tama, saya sekedar ingin bertanya tentang bagaimanakah gambaran majalah dinding (mading) yang teman-teman kelola? Apakah hanya mengandalkan guntingan-guntingan koran dan majalah? Atau memuat tulisan sekenanya saja? Atau lagi, terbit dengan tidak teratur? Nah, inilah beberapa masalah yang kerap ditemui oleh teman-teman pelajar saat mengelola sebuah media karya dan informasi yang dinamai dengan mading. Sebenarnya, mengisi mading dengan guntingan koran tak jadi soal, atau terkesan asal muat pun tak masalah, begitu juga jika terbit dengan tak teratur, tak apa-apa tentunya. Toh, mading adalah medan karya dan informasi, jadi jika “tidak ada” karya dan informasi yang masuk maka buat apa diperhatikan?

                    Hanya saja, dari ungkapan di atas yang telah saya garis-bawahi, diberi tanda petik, cetak tebal sekaligus cetak miring adalah kata tidak ada, apa sebab? Ketidak-adan tersebut menurut saya adalah sesuatu yang bukan alamiah, dan sebuah anggapan yang tidak boleh dibiasakan oleh seorang jurnalis, bukankah pegiat mading juga merupakan seorang jurnalis? Saya tegaskan “ya!”, karena sekali lagi, mading adalah medan karya sekaligus informasi, bahannya harus dicari, beritanya harus diburu, bukan diserahkan kepada kata tidak ada.

                    Berikutnya, saya kira sayang sekali jika teman-teman pengelola mading hanya mengisi medan karyanya dengan tulisan-tulisan yang berasal dari guntingan-guntingan koran dan majalah. Perkaranya seperti ini, satu, apakah berita dan tulisan yang bersumber dari koran dan majalah tersebut mengungkap tentang informasi yang benar-benar dari lingkungan sekitar kita?, dan yang kedua, bagaimana dengan bakat dan minat teman-teman kita? Jika percaya, jangan-jangan salah satu dari mereka justru ada yang memiliki sebuah tulisan dan ide yang jauh lebih baik dari guntingan koran, jadi mulai sekarang, ayo kurangi muatan guntingan koran tersebut, ganti dengan segala hal yang bersumber dari teman-teman sendiri.

                    Nah, untuk mendapatkan muatan yang menarik dan asli garapan teman-teman seperti pemaparan di atas, tentu kita harus mengubah pandangan kerja mading yang bermula dari potongan koran ke sebuah hasil liputan, dan bagaimana sebuah proses dan hasil liputan dapat terwujud? Jalan utama untuk memperoleh hal tersebut adalah dengan menggelar rapat redaksi, sebuah rapat organisasi yang digelar secara rutin untuk mendapatkan hasil liputan yang menarik.  Berikut salah satu tahapan dan tujuan melakukan rapat redaksi oleh pengelola mading:

     1.       Memilih Tema Besar Liputan

    Pola penerbitan mading di sekolah memang berbeda-beda, terutama mengenai jenjang peremajaan isi yang dimuatnya, ada kalanya bersifat mingguan, bulanan, bahkan berdasarkan momentum saja. Apapun itu, jika pengelolaan mading ingin dianggap baik dan mendapatkan kepercayaan dari calon pembaca, maka mading harus diterbitkan secara berkala dan teratur, terbitkanlah secara mingguan ataupun bulanan secara berkesinambungan. Nah dalam hal ini, saya rasa belum cukup untuk membuat mading tersebut menjadi menarik dan dinanti-nanti oleh pembacanya, perlu disertakan sebuah strategi agar mading tidak tampak mononton. Biasanya, strategi mading untuk menghindari kebosanan pembaca justru terletak pada desain dan pola pengaturan bahan dan warna, jika ingin serius, sebenarnya bukan di sana masalahnya, terkadang dan lebih sering juga, pembaca bosan dengan apa yang disajikan di dalamnya.

           Strategi membuang kebosanan yang lebih penting adalah tim redaksi harus secara cerdik memikirkan tema besar yang akan diusung bersama dalam setiap terbitan mading, semisal peringatan hari Kartini, hari pertama masuk sekolah, ujian nasional, masa orientasi siswa (MOS), musim hujan yang tidak berkesudahan, dan lain-lain. Atau tim redaksi bisa memuat konten yang berkaitan dengan tanggal dan bulan terbit, hal tersebut bisa dilacak melalui kalender peristiwa. Nah, semua perencanaan ini harus matang dan didiskusikan secara serius dalam rapat redaksi, berikan peluang dan kesempatan masing-masing anggota tim untuk menawarkan ide dan pendapatnya, dengan seperti itu, tema besar yang akan menjadi andalan satu terbitan mading itu akan menjadi menarik, dan benar-benar membuat pembaca tidak mau ketinggalan edisi.

     2.       Membagi Tugas Liputan

    Setelah mendapatkan tema besar, maka langkah selanjutnya adalah membagi tugas untuk melakukan liputan. Tahap ini bisa dibicarakan langsung dalam satu rapat redaksi ataupun dibuat pembahasan khusus. Semisal tema besar yang telah disepakati adalah suasana di tahun ajaran baru, maka berbagilah tugas melakukan liputan berdasarkan rubrik yang telah ditentukan. Sebenarnya, liputan ini tidak hanya berkaitan dengan proses penulisan berita, namun berhubungan dengan segala jenis konten yang akan dimat, maka bisa saja yang dimaksud liputan di sini adalah pencarian bahan. Untuk liputan berita tentu kita dapat mewawancarai dan menulis berita tentang siswa baru, sedangkan untuk rubrik ilmu dan teknologi misalnya, kita bisa membahas dan menulis trend alat sekolah apa yang hadir di sekolah teman-teman, kita bisa membahas dan menulis tentang kalkulator, komputer, ataupun internet melalui pengumpulan data secara langsung, tidak harus banyak, yang penting hasil sendiri dan bukan merupakan gunttingan koran, untuk rubrik musik, carilah lirik lagu yang berhubungan dengan suasana baru, atau lebih kreatif lagi jika si peliput menuliskan lirik lagu yang dinyanyikan oleh para peserta MOS atau siswa baru.

    Teknis peliputan selain akan membuat mading tambah menarik, juga akan menjadikan tim redaksi menikmati proses pembelajarannya sebagai seorang jurnalis, wartawan, sekaligus redaktur, jika direnungkan, inilah ilmu besar yang diperoleh secara cuma-cuma tanpa harus dikurikulumkan dan dijadikan mata pelajaran.

     3.       Menentukan Jadwal

    Menentukan jadwal atau biasa disebut dengan deadline. Hal ini tak kalah pentingnya demi mewujudkan mading sekolah yang lebih baik. Menentukan jadwal jangan melulu dihubungkan dengan wjadwal dan waktu menerbitkan mading, akan tetapi ini diberlakukan untuk setiap proses yang akan ditempuh, manajemen seperti ini menjadi penting karena keteraturan setiap proses akan menghasilkan sebuah hasil kerja keras yang rapi dan memuaskan. Aturlah jadwal dari mulai kapan rapat redaksi itu sendiri, batas peliputan, durasi terbitan, hingga hal lain yang berhubungan dengan waktu, termasuk waktu penerimaan naskah yang dikirimkan oleh pembaca itu sendiri, sehingga mading akan tampak lebih mahal dan bergengsi, penulis tidak dapat sekehendak hatinya memberikan naskah dan memuatnya di mading yang kita cintai.

     4.       Pengumpulan Data

    Pengumpulan data adalah bagian dari rapat redaksi berikutnya yang berhubungan dengan tanggung jawab dari masing-masing tugas yang diterima oleh tim redaksi. Buatlah semacam formulir ceklis yang berisi tugas-tugas dan target yang telah ditetapkan dalam rapat redaksi saat pembagian tugas peliputan, hal ini berfungsi sebagai koreksi dan pengecekan kebutuhan bahan yang akan disajikan dalam mading, dan kesesuaian dengan kesepakatan redaksi dalam agenda rapat sebelumnya.

     5.       Diskusi dan Evaluasi

    Kita harus tetap mengakui, betapapun dalam dan seriusnya manajemen yang kita terapkan, atau rencana yang kita canangkan tentu akan menghadapi kendala baik disengaja ataupun tidak. Hal ini tidak usah dianggap sebagai beban dan pikiran, justru kegagalan dan kendala-kendala yang hadir tersebut bisa kita jadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga, agar ke depan kita dapat melakukan proses dan usaha yang lebih baik lagi. Inilah gunanya diskusi dan evaluasi, dari masing-masing tahap pertahap didiskusikan secara matang, jika dinilai memuaskan dan berhasil, buatlah semacam strategi jitu untuk memertahankannya, jika tidak, maka harus dicari apa faktor dan kendalanya, lalu sepakati solusi-solusi dan jalan keluarnya. Jika sudah seperti ini, maka ada dua hal yang kita dapatkan tanpa disadari secara langsung, pertama pembelajaran yang terus berkembang, dan yang kedua, menjalin komunikasi antar anggota tim redaksi menjadi semakin hangat dan baik.

    Seperti itulah teman, yang terpenting adalah; jadikanlah mading kita sebagai sesuatu yang kita tulis sendiri, dan memuat informasi tentang kita sendiri, bukan hanya menggantungkan cita-cita di sobekan koran, juga majalah. Semangat!

    * Penulis adalah Direktur Kelembagaan dan Administrasi di JINGGA Media | Pusat Analisis Data dan Pengembangan Media Komunitas, pakar manajemen redaksi, dan salah satu pendamping rubrik di madingsekolah.net
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    3 komentar:

    1. Sangat lugas dan penuh dengan bahasan yang memang sangat di perlukan oleh awak media,perlu penyadaran untuk bisa menelami dan mengakomodasi dalam kehidupan berkreasi. Salut, dan bangga dengan dedikasi untuk JINNGA MEDIA

      BalasHapus
    2. Terima kasih atas apresiasinya, Bapak Eko. Mohon kritik, saran dan bimbingan untuk kedepannya. Salam.

      BalasHapus
    3. bisa minta contoh-contoh mading yang bagus-bagus...makasih

      BalasHapus

    Item Reviewed: Cara dan Tahapan Rapat Redaksi Mading Sekolah Rating: 5 Reviewed By: Jingga Media
    Scroll to Top