Cirebon, 27 Mei 2014
Kepada
Calon Presiden Indonesiaku
Di tempat
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Langit senja disore hari ini menemaniku untuk memulai menulis surat, yang ku tujukan untuk calon presiden Negara ku tercinta.
Pena ku mulai ku arahkan, ku gerakkan perlahan hingga tertulislah surat teruntuk calon presiden Negara ku.
Aku tak pintar mengolah kata, tak pintar menulis surat, dan bahkan aku juga tak tahu gimana aku harus mulai berbicara melalui surat ini.
Aku bukan ingin mengkritik pedas. Bukan juga ingin ribet memilih yang mana yang pantas untuk Negara ku.
Karena Negara Indonesiaku bukanlah Negara biasa. Negara Indonesiaku adalah Negara yang sangat ku cintai, Negara Indonesia adalah Negara paling indah dari sekian banyak Negara didunia.
Hanya dengan tulisan ini, aku ingin calon presidenku tahu; bahwa aku adalah anak Indonesia. Seorang anak Indonesia yang ingin melihat Indonesia bangkit, Indonesia dipandang oleh Negara lain karena kehebatannya. Kehebatan Indonesia yang masih belum dipertontonkan pada dunia.
Didalam hatiku tertulis sebuah rangkaian kata, "Aku cinta Indonesia. Aku takkan diam membiarkan Indonesiaku terpuruk. Indonesiaku adalah Negara paling memukau. Kaya akan sumber daya alam dan bahkan Indonesiaku kaya segalanya. Tapi satu hal yang masih belum ku temukan jawabannya. Kenapa? Kenapa Indonesia terkesan masih sulit? Sulit apa? Bukankah Indonesia mudah mendapatkan apa yang Indonesia mau? Ya. Indonesia masih sulit dalam mencari obat / racun untuk meracuni tikus - tikus kecil yang mencoba menyerang dan menghancurkan Indonesiaku. Indonesia belum punya sosok tangguh yang mampu melawan tikus - tikus yang menghianati Indonesiaku. Sesosok yang tangguh itu aku ingin hatinya tak memandang bulu. Aku ingin ia mampu memberantas semua tikus, yang mencoba menghianati Indonesiaku, dan ia harus mampu mengatasi apapun keluhan rakyat meski keluhan itu hanyalah sekecil permata. Karena meski permata itu kecil, tapi ia akan terasa sakit jika ia terhimpit. Indonesiaku. Indonesia yang aku cinta. Aku ingin namamu selalu harum. Indonesia yang telah susah payah kita perjuangkan dan pertahankan di jaman penjajahan kala itu. Selain calon presidenku harus mampu menyingkirkan tikus - tikus kecil, calon presidenku juga HARUS mampu berinteraksi dengan rakyatnya tanpa terhalang jabatan / derajat. Dalam arti, calon presidenku bisa menjadi sahabat bagi rakyatnya juga. Sahabat yang mau mendengarkan keluh kesah kami. Aku tak berharap janji. Aku tak ingin janji. Karena pengalamanku, apapun kejadiannya dan apapun itu, janji tak mungkin tidak diingkari. Hanya janji Allah yang aku yakini tidak akan diingkari. Bukti. Buktikanlah jika engkau memang yang aku cari selama ini. Pemimpin yang aku dambakan untuk mengharumkan Indonesiaku tercinta. Indonesia tanpa TIKUS. Indonesia TANPA penghianat bangsa. Perlu kita ingat, anak Indonesia tentu cerdas. Tentu tahu, apa yang harus dilakukan untuk Indonesianya, apa yang cocok untuk Indonesianya, dan akan dibagaimanakan Indonesia. Jaman penjajahan sampai saat ini masih berlangsung. Jajahan tanpa senjata. Jajahan tanpa otot. Tapi jajahan memakai otak. Apakah calon presidenku sudah seperti mimpiku diatas? Jika sudah, ok! Terima kasih, dan lanjutkanlah. Berjuang. Pertahankan Indonesiaku. Bangkitkan Indonesiaku. Aku tak perlu janji, aku tak butuh tikus. Aku mohon, buang tikus itu! Perlihatkan pada dunia, bahwa Indonesia bebas dari tikus."
Mungkin, itu lebih tepat lagi sebagai curahan hati yang mewakili saudaraku di Indonesia. Sebuah paragraf yang kami simpan direlung hati.
Aku tak ada maksud lain, cuma ingin calon presidenku tahu bagaimana isi hatiku tentang Indonesiaku tercinta. Aku ucapkan terima kasih sudah mau meluangkan waktu untuk membaca surat kecilku. Dan aku mohon maaf, jika aku mengganggu dan maaf jika ada kata - kata dariku yang kurang pantas.
Salam anak Indonesia Merdeka.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
dari,
DELVI SULISTIN MONAWATI
Siswi SMAN 1 Lemahabang Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
artikelnya menarik...
BalasHapus