Puisi Pupung Sugitri*
Pedih yang semakin ku rasa
Tatkala cambuk rindu datang menghadang.
Hatiku tak kuasa menahan kerinduan
Namun, ku coba menahan pedihnya rindu.
Aku tak tahu
Mengapa rindu semakin menipis dibalik pedih?
Hingga hatiku bernanah
Akibat rindu yang amat mencambuk
Apalagi ketika tatapanku terpanah pada mu
Ingin ku teriakkan "aku rindu hadirmu!"
Meski bibirku kelu membisu
Namun hatiku berkecamuk kerinduan.
Cambuk rindu yang menggetarkan seluruh organ
Kini menyapa kembali hatiku
Mengingat sapaan mu yang telah hanyut
Mengingat senyuman mu yang pernah sirna.
Ya rindu..
Detik kehadiran mu
Adalah congkak hati yang kerap menuntut
Tuk ingin bermanja ria denganmu
Tuk selalu mengingat mu.
Tapi.. rinduku untukmu layak mati dalam hati
Karena khayalku takkan terkabul
Hanya membuat rinduku semakin terkungkung dan terpasung.
*Siswi MAN Buntet Pesantren Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
Pedih yang semakin ku rasa
Tatkala cambuk rindu datang menghadang.
Hatiku tak kuasa menahan kerinduan
Namun, ku coba menahan pedihnya rindu.
Aku tak tahu
Mengapa rindu semakin menipis dibalik pedih?
Hingga hatiku bernanah
Akibat rindu yang amat mencambuk
Apalagi ketika tatapanku terpanah pada mu
Ingin ku teriakkan "aku rindu hadirmu!"
Meski bibirku kelu membisu
Namun hatiku berkecamuk kerinduan.
Cambuk rindu yang menggetarkan seluruh organ
Kini menyapa kembali hatiku
Mengingat sapaan mu yang telah hanyut
Mengingat senyuman mu yang pernah sirna.
Ya rindu..
Detik kehadiran mu
Adalah congkak hati yang kerap menuntut
Tuk ingin bermanja ria denganmu
Tuk selalu mengingat mu.
Tapi.. rinduku untukmu layak mati dalam hati
Karena khayalku takkan terkabul
Hanya membuat rinduku semakin terkungkung dan terpasung.
*Siswi MAN Buntet Pesantren Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
0 komentar:
Posting Komentar